Jumat, 03 Juni 2016

Kapan Kau Kembali?

Aku harus berpacu, aku mulai ketinggalan banyak hal. Membaca, menulis, kebiasaan lama yang sekarang tergantikan dengan seabrek aktivitas tak jelas. Atau mungkin saja disebut tidak ada aktivitas.

Merasa, merangkai rasa dalam tumpukan kalimat-kalimat bermajas tak lagi akrab denganku. Ini bencana, tak kupikir ada bencana yang lebih besar dari keenggananku untuk membaca lebih banyak lagi. Aku hanya berjalan kesana sini tanpa coba merekam apa yang ada. Yah, aku berjalan dalam kekosongan. Hampa.

Vik, aku rindu ternyata. Sosokmu yang dulu begitu kukagumi sekarang entah dimana keberadaannya. Tidakkah ada rasa bersalahmu meninggalkanku dalam keadaan seperti ini? Seolah hidupku kau bawa pergi bersamamu. Tolong, kembalilah meski sejenak. Aku ingin duduk di sampingmu bercerita banyak hal seperti yang dulu sering kita lakukan. Kemudian malamnya kutuliskan lagi apa yang telah kita lalui bersama hari itu. Aku rindu saat-saat seperti itu.

Akankah kau kembali? Setidaknya mengembalikan kebiasaan lamaku. Dulu, kita sering menghabiskan banyak waktu sekadar membahas buku yang baru selesai kita baca. Aku dengan buku yang beragam genre, sedang kau masih setia dengan novel-novel beragam cerita. Tentang cinta lebih banyak. Aku hanya tak berharap bahwa kau akan mengharapkan kisah cinta yang sama dalam novel-novel yang telah kau baca. Itu fiksi Vik, begitu kataku ketika kau telah menceritakan isi novel yang baru selesai kau baca.

Senyummu masih tampak jelas terekam dalam memoriku saat terakhir kali kita bertemu. Aku tak tahu jika itu adalah yang terakhir. Kau tak pernah bilang akan pergi. Kemudian pergi dan hilang begitu saja. Sudah hampir dua tahun waktu itu. Vika.

aku yakin... kau milikku.. untuk selamanya di sisiku...

Tiba-tiba nada dering handphone-ku berbunyi. Yah, lagu dari Baim itu masih jadi nada dering favoritku. Tampak nama Dini muncul di layar handphone-ku. Entah keisengan apa lagi yang akan ia buat pagi ini. Setelah kemarin mengerjaiku pagi sekali.

"Halo..."

"Iya, Din.., ada apa?"

"Kamu baru bangun lagi ya?"

"Gak kok, sudah dari tadi... cuma masih baring aja..."

"Heh? Baring? Kamu lupa lagi ya...? Hari ini kan kita..." Dini tak melanjutkan perkataannya.

"Kita apa? Kurasa kita tak ada janji apa-apa hari ini, kamu kira bisa mengerjaiku lagi seperti kemarin? Hahaha... tidak lagi, kamu tak akan bisa melakukannya dua kali. Hahaha..." jawabku puas karena kali ini lolos dari keisengannya.

"Hahaha... segitunya ya... tapi bukan itu dodol, hari ini kita ada kuliah pagi. dan dosennya sudah mau masuk, kamu lupa kan kalau ini hari Senin? hahahaha...". Terdengar jelas suara Dini yang tertawa puas. Kemudian memutus telepon secara sepihak.

Ah, benar hari ini kuliah pagi. Dan saya belum mandi.



 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar