Setelah kemarin aktivitas kebun, sekarang saya ingin berbagi sedikit tentang aktvitas saya yang lain yaitu jualan online, kerennya sih disebut Internet Marketer, pemasar lewat internet. Aktivitas ini sudah saya lakukan secara inkosisten selama setahun terakhir. Dan tentu bisa ditebak hasilnya belum sesuai yang saya harapkan, meski tetap ada hasil yang saya syukuri.
Berbicara tentang jualan online, promosi dilakukan lewat akun-akun sosial media, yang dialih fungsikan menjadi selling media, makanya kalau kena tegur sama Mark ya... salah sendiri mengalih fungsikan sosial media yang ia buat. Promosi lewat FB, twitter, IG, Line, dan banyak lagi menjadi aktivitas wajib para pelaku jualan online, meski ada pula lewat BBM yang broadcast sampai lebih dari tiga kali sehari.
Awalnya saya pikir jualan online itu adalah aktivitas yang paling mudah dijalankan. Karena bisa dikerjakan dari rumah, hanya dengan bermodal laptop, pc, atau gadget yang memiliki koneksi internet. Tapi di dalam perjalanannya ternyata tidak semudah yang dibayangkan, sebagai penjual online, ada banyak hal yang perlu dipahami semisal target market, copywriting, dan masih banyak lagi, meski titik utamanya adalah action. Kalau kata Kang Rendy (CEO Keke Grup) itu seperti ini "Jualan gak jualan, orang-orang tetap akan belanja." Kurang lebih seperti itulah yang saya pahami, mungkin tidak persis dengan yang diucapkannya. Tapi intinya adalah posisi, kita mau mengambil posisi sebagai orang yang konsumtif saja atau yang produktif. Disitu perbedaannya.
Jualan lewat sosial media memiliki tantangan tersendiri, kenapa? Semisal kita jualan lewat facebook, ternyata sekarang sejak algoritma FB diubah lagi yang lihat postingan jualan kita hanya orang-orang yang sering berinteraksi dengan kita, kalau tak salah ini pembahasan tentang Edgerank. Jadi, walaupun pertemanan kita sampai 5000 orang kalau interaksinya dengan orang-orang yang itu-itu saja yang yang lihat postingan kita cuma itu-itu saja.
Jualan online pun mesti ada etikanya, bukan asal ngejual, asal laku, tapi perlu juga bangun interaksi dengan customer, jangan nge-SPAM di lapak orang lain juga. Meski jualan online tapi attitude juga mesti dijaga.
Oia, sebulan terakhir saya juga belajar "Ilmu Gaib" tentang penjualan, bagaimana cara menjual tanpa kelihatan menjual, meskipun awalnya bingung, tapi semakin lama semakin terasa kalau jualannya pakai feel, istilahnya sih Covert Selling, bahkan ada bukunya "Mantra Covert Selling" yang meskipun harganya lumayan mahal tapi tetap saja laku di pasaran, di klaim sebagai buku penjualan terjelek sealam semesta pun tetap buku ini laris manis di pasaran.
Sekian dulu untuk jualan online ataupun bisnis online. Lain kali saya lanjutkan karena ini laptop sering tiba-tiba restart sendiri. -__-"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar